BERITA TERKAIT
"Ada beberapa pergerakan dari suatu daerah ke daerah lain, seperti kemungkinan dia merakit bahan peledak dan sebagainya," kata Sutarman usai mengantar Presiden SBY di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (12/12/2013).
Terkait ancaman bom, mantan Kabareskrim ini menampik adanya anggapan alat peledak itu berasal dari 250 dinamit yang hilang beberapa waktu lalu. Jajarannya sudah mendeteksi dan melakukan pengawasan pada elemen yang memberi ancaman pada ketentraman di Indonesia itu.
"Ancaman yang terkait dengan ibadah. Kami sudah memonitor adanya pelaku terorisme ke daerah tertentu, dan pelakunya sudah diikuti," tegas Sutarman.
"Kami mengimbau agar (teroris) tidak menyimpang dari ketentuan perundang-undangan, dan kalau melakukan, kita siap melakukan penegakan hukum," tegas Sutarman.
Tak hanya itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Sebab, Polri akan memberikan rasa aman bagi masyarakat, khususnya yang menjalankan ibadah Natal. Meski demikian, Polri tak bisa bertindak sebelum teroris bergerak.
"Pelaku teror sekarang tersebar sel-selnya, hidup, dan kita ikuti terus. Sepanjang dia tidak melakukan tindakan, kita tidak melakukan tindakan hukum juga, tapi kalau dia melakukan kegiatan merencanakan penyerangan terhadap target, itu yang kita harus lakukan pendekatan hukum," paparnya.
Sutarman juga menjelaskan motif dari teroris ini hanya membuat kecemasan masyarakat saja. "Membuat tidak tentram, dan targetnya macam-macam. Kalau dulu simbol asing, sekarang simbol-simbol yang lain, setelah dilakukan penangkapan, mereka menarget petugas Polri," tandas Sutarman. (Mut/Ism)
Baca juga: